Just another WordPress.com site

Posts tagged “dunkin donut

Sensasi Aroma Kopi

UNTUK PEMESANAN DAN INFORMASI LEBIH LANJUT SILAHKAN MENGHUBUNGI VIA NOMOR DI BAWAH INI/EMAIL KAMI :

1. (0341)98-756-93

2. 0857-55255339

3.0898-0386264

4.E-MAIL :Luna_Regina@Ymail.com n Facebook: http://www.facebook.com/LunaReginaExtraordinaryCoffee

FOR ORDERING COFFEE & FURTHER INFORMATION PLEASE CONTACT US TROUGH THESE NUMBER:

1. (0341)98-756-93

2. 0857-55255339

3.0898-0386264

4.E-MAIL :Luna_Regina@Ymail.com n Facebook: http://www.facebook.com/LunaReginaExtraordinaryCoffee

latte art:

Menghirup aroma kopi lalu menyeruput dengan segala kenikmatannya, adalah sebuah ritual bersejarah panjang dan mendunia, namun dewasa ini sistem produksinya maupun bentuk ritualnya dikuasai, dikontrol serta diciptakan oleh segelintir perusahaan-perusahaan raksasa dunia seperti Coffee Bean, Dunkin Donut dan terutama Starbucks.

Kopi Dan Starbucks

Pertama kali didirikan di Seattle, Amerika Serikat pada tahun 1971, dengan pesat jaringan kedai kopi Starbucks menyebar keseluruh pelosok dunia. Setelah perang dingin usai pada akhir tahun 1980an kemudian disusul era yang sering disebut sebagai zaman neoliberalisme yang dimulai pada tahun 1990an, hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya dapat terjadi. Maka perusahaan ini semakin menggurita dengan cabang lebih dari 16.000 kedai di 44 negara pada awal 2008. dengan jaringan seraksasa tersebut meraup pendapatan sebesar US$ 2,53 miliar atau sekitar Rp 22,8 triliun pada kwartal pertama 2010.

Hal tersebut dapat terjadi karena ditopang dengan strategi pemasaran yang canggih dan rigid. Strategi pemasaran modern dalam era ini membuat strategi pemasaran dan periklanan sebelumnya terlihat usang. Pertempuran pasar sudah bergeser berbareng dengan pergeseran ideologi dunia. Konsep PDB (Positioning, Differentiation dan Branding) yang cenderung ‘vertikal’ sudah tidak relevan lagi maka mereka berusaha ’menghorizontalkan’ menjadi Triple C, yaitu Clarification, Codification dan Character.

Starbucks mengklarifikasikan diri sebagai “the third place” setelah rumah dan kantor. Konsep yang dikampanyekan ini berkait dengan pembentukan gaya hidup kelas menengah di kota-kota besar di seluruh dunia. Dengan modal yang ‘unlimited’ Starbucks menawarkan “The Starbucks Experience” di lokasi-lokasi elit perkotaan dengan suasana cozy dan mahal, memang berhasil menghipnotis masyarakat kelas atas, menengah, maupun kelas ekonomi bawah yang latah meskipun produk-produknya over-priced. Eksistensialisme telah menjadi budaya nasional dewasa ini. Lebih jauh mereka juga menawarkan berbagai produk baru meskipun produk-produk tersebut hanyalah comotan dari produk-produk lokal seperti kopi arabika lintong yang sebenarnya telah lama dikonsumsi oleh misanya masyarakat pinggiran Danau Toba.

Dalam waktu dekat memang Starbuck akan terancam dengan kehadiran kopi premium dari McDonalds dan Dunkin Donuts sebagai pesaing kuat, namun pasar kopi nasional akan tetap didominasi oleh MNC. Para kelas menengah menghamburkannya kekayaannya berbareng dengan kelas bawah yang menabung atau berhutang untuk memastikan mereka berada dalam wilayah ‘mereka yang wajib dipuja’. Sementara pemain lokal semakin tergusur, sedangkan keuntungan setiap teguk kopi akan mengalir ke kantong-kantong para pemilik perusahaan entah milik siapa; entah di negara mana.

Sejarah Budaya ’Ngopi’

http://www.koffie-weetjes.nl

Sejauh yang dapat ditelusuri, sejarah tradisi minum kopi telah berkembang lebih dari tiga ribu tahun di peradaban suku Galla di Afrika timur. Tanaman kopi sendiri diperkirakan berasal dari hutan tropik di kawasan pegunungan tinggi Ethopia dan kawasan utara Kenya. Lama-kelamaan kebiasaan ini bekembang di kebudayaan Arab dan menjalar ke wilayah Afrika utara hingga Yaman. Penyebaran kebiasaan mengkonsumsi kopi bersamaan dengan penyebaran agama Islam oleh bangsa-bangsa Arab hingga Konstantinopel oleh bangsa Turki. Setelah perang salip berakhir dan bangsa-bangsa eropa tidak hanya menyerap ilmu pengetahuan namun juga mengadopsi kebiasaan bangsa arab termasuk menyeruput kopi. Maka mulailah kopi dibawa ke belanda dari Yaman.

Zaman penaklukan ‘sisa dunia’ membawakan biji kopi menyebar ke seluruh penjuru dunia dan dimassalkan oleh belanda di Indonesia yang didatangkan dari Mekah; di Brazil oleh Portugis; di Jamaika oleh Inggris. Sebagai puncaknya zaman kolonialisasi berfahamkan liberalisme barat, selama abad ke-19 kopi merupakan komoditi penting dunia. Setelah itu, pada abad berikutnya, harga kopi mengalami penurunan dikarenakan over produksi, meski kadang-kadang diselingi periode singkat terjadinya kekurangan persediaan (short supply).